Logo

Back to Batavia

Search

Login

SNOOP/Leonel G. Sondakh

Bergaya dengan Kebaya Bersama Ayu Rianna

Sudah bukan zamannya lagi kebaya dipandang kuno. Dengan keahlian mix ‘n match dan inspirasi yang bertebaran di dunia maya, kita bisa bergaya kasual dengan kebaya di keseharian. Seperti yang dilakukan Kak Ayu Rianna, penulis novel sekaligus Puteri Indonesia DIY 2009. 

Waktu SNOOP menemui beliau di rumahnya, perempuan berkacamata ini menceritakan alasannya jatuh cinta dengan kebaya.

“Aku sebenarnya sudah jatuh cinta sama kebaya sejak ikut Puteri Indonesia di tahun 2009. Waktu itu, aku sering berkebaya untuk event dan photoshoot. Lalu saat menikah, aku juga berkebaya klasik Jawa. Dari sana muncul perasaan kalau pakai kebaya kayak cantik aja, gitu. Auranya jadi beda.” Penulis novel “Daisy” itu lantas mengenang hal yang mendorongnya berkebaya sehari-hari.

“Aku mulai tertarik gara-gara lihat anak-anak muda yang mulai berkain dan berkebaya di kehidupan sehari-hari. Di Jakarta sering banget ketemu di mal. Belum lagi di media sosial. Momennya pas banget dengan aku yang waktu itu lagi bosen banget sama gaya berpakaianku sehari-hari. Terutama sama warna yang itu-itu aja.”

Nggak langsung berkebaya dengan kain-kain yang mahal, Kak Ayu mencoba berkebaya dengan kain murah merih. Baru setelah menemukan kepercayaan diri, beliau merasa kebaya bukan lagi sekadar pakaian, tapi juga soal identitas.

“Selain memberi nuansa dan karakter yang beda buat gaya berpakaianku, aku juga seneng banget karena bisa melestarikan budaya. Biar kebaya tuh nggak mati. Nggak kegerus sama fesyen ‘Korean style’, dan bisa terus dikenal sama generasi muda.”

Dalam memilih kebaya, Kak Ayu menyebutkan bahwa dirinya menyukai warna-warna yang cerah. “Jadi kalau datang ke toko atau lihat-lihat katalog di Instagram/marketplace, aku selalu cari warna itu. Jenis bahan juga jadi pertimbangan selanjutnya,” imbuh ibu satu putri itu.

“Aku suka kebaya berbahan sifon. Jenis ini ringan dan bisa dipakai dengan dua gaya, yaitu dikancing selayaknya kebaya biasa, atau dijadikan outer. Untuk modelnya aku paling suka kutubaru dan kebaya Bali. Kebaya encim juga sebenernya naksir, tapi belum pernah nemu yang cocok.”

Demi mendapatkan kebaya yang cocok, Kak Ayu rela berburu ke beberapa tempat, seperti di Santi Galeri (Yogyakarta), Kebaya Oma (Yogyakarta), Kebaya by Kamala (Bali), dan Kebaya Mbok Dhe (Solo).

Nah, buat para Snoopers yang diam-diam ingin berkebaya, tapi bingung harus mulai dari mana, Kak Ayu memberikan sarannya untuk disimak. Apa saja?

1. Perhatikan kesesuaian kebaya dengan bentuk tubuhmu

“Kebaya kutubaru berpotongan panjang bisa jadi kurang cocok buat kamu yang petite/nggak terlalu tinggi. Sementara kebaya Bali yang biasanya berpotongan pendek, berpotensi bikin paha dan pinggul jadi kelihatan lebar. Jadi, sebaiknya dihindari oleh kamu yang memiliki paha atau pinggul besar.”

2. Perhatikan bahannya 

“Pilih bahan yang adem, menyerap keringat, dan nyaman untuk berkegiatan sehari-hari.”

3. Perhatikan padu padannya

“Untuk tampilan kasual, padukan kebayamu dengan celana atau rok yang nyaman dipakai sehari-hari. Jangan lupa perhatikan motifnya. Sebagai contoh, kebaya bermotif bunga besar-besar mungkin kurang cocok buatmu yang tubuhnya berisi. Sedangkan motif bunga yang lembut lebih cocok dipakai buatmu yang berbadan petite.”

4. PEDE

Pede adalah kunci utama. Kita berpakaian untuk bikin diri sendiri happy, kan? Kalau kita happy dan pede, aura memancar, pasti bagus juga dilihat orang lain.” (day/c6/rig)

Share to

Komentar (0)