Logo

Back to Batavia

Search

Login

Pexels/Antoni Shkraba

Yang Muda Yang Bersuara

Podcast atau siniar, jadi pilihan Berliana Mariska (17) buat menyampaikan suaranya. Cewek dengan nama panggung Briska ini nggak menyangka bahwa kegiatan yang berawal dari iseng itu bisa mendapat sambutan baik. Kini, kanalnya yang bertajuk Podcase sudah memiliki ribuan pendengar setia dan terkenal di kalangan remaja.

Berlin, begitu ia sehari-hari dipanggil, mulai berani mengunggah siniarnya untuk pertama kali di akhir semester ganjil kelas X. Tapi, ketertarikannya terhadap dunia penyiaran sebenarnya sudah berlangsung lama. Persisnya sejak dia melihat seorang penyiar radio di yayasan tempat ayahnya bekerja.

“Waktu saya lihat dia siaran, saya memperhatikan caranya ngomong di depan mik. Saya perhatikan juga caranya bercerita sambil tetap ekspresif, meskipun nggak secara langsung ada orang yang mendengarkan. Rasanya kayak seru banget. Dari situ saya langsung tahu: wah ini nih yang saya suka! Saya pun jadi punya cita-cita sebagai penyiar radio.”

By the time, ketertarikan Berlin itu terus tumbuh. Dia memulai langkahnya sebagai penyiar dengan mengikuti audisi penyiar untuk Klub Radio di sekolah. Sayang usahanya nggak membuahkan hasil. Tapi di tengah kekecewaan itu, Berlin justru nggak lama bertemu dengan konsep siniar.

“Waktu itu podcast menjamur banget di YouTube dan Spotify. Saya coba bikin, lalu saya share di medsos pribadi. Eh, ternyata banyak yang dengar dan request episode baru. Saya bikin lagi, lagi, lagi, dan keterusan deh sampai sekarang.”

Berlin mengaku jatuh cinta sama siaran karena sebenarnya senang bercerita. Cuma masalahnya, dia mudah gugup kalau harus berhadapan langsung dengan seseorang. Tapi setelah mengenal siniar, Berlin merasa kesenangannya menemukan wadah yang pas.

“Kalau masih sekolah kayak sekarang kan nggak memungkinkan untuk jadi penyiar radio. Jadi saya coba buat podcast aja yang kurang lebih formatnya sama. Saya bisa cerita apa yang saya suka, ngomong sendiri, tapi tetap ada yang dengarkan,” kata cewek penggemar Stephen King dan RL. Stine itu.

Kisah yang disukai pendengar

Berlin fokus di cerita horor, misteri, sampai teori konspirasi bukan tanpa alasan. Dia yakin rasa penasaran terhadap hal-hal yang nggak terlihat mengandung daya tarik tersendiri.

“Masyarakat Indonesia banyak yang masih mempercayai adanya dunia gaib dan kekuatan supranatural. Ditambah dengan budaya kita yang kaya akan beragam mitos dan legenda turun temurun, daya tarik terhadap kisah-kisah itu semakin kuat. Apalagi kalau berangkat dari kisah nyata.”

Nggak tanggung-tanggung, Berlin konsisten melakukan riset dan selalu update dengan berita-berita terkini demi menyajikan konten yang menarik. Walau nggak sedikit yang menganggap kontennya itu kisah karangan belaka.

  “Biarin aja. Mungkin mereka belum tahu kalau beberapa kisah siaranku sempat berbuntut panjang. Kayak podcast episode Sofia, sama satu lagi kecelakaan di tikungan maut.”

Tantangan dan harapan sebagai penyiar digital

Untuk mencapai titik sebagai penyiar populer seperti sekarang, perjalanan Berlin jelas nggak mulus. Dia mempelajari semuanya secara otodidak, mulai dari cara membuat naskah, merekam, menyunting, sampai proses mengunggah supaya siniarnya bisa bertemu dengan audiens yang tepat.

“Saya sempat colongan memakai ruang multimedia di sekolah buat rekaman. Soalnya kalau rekaman di rumah takut ketahuan Ibu. Beliau tipe yang kurang suka kalau anaknya lebih fokus ke hal lain selain akademis. Tapi kalau sekarang sih, bersyukur orangtua, teman-teman semuanya udah mendukung.”

Selain masalah perangkat, status Berlin yang kini merupakan siswa kelas XII di SMA Lentera Victoria, agaknya turut menjadi tantangan tersendiri. Mau nggak mau, dia mengurangi jadwal siaran supaya bisa lebih fokus sama studinya.

Ke depan, Berlin berharap kualitas kanal siniarnya yang pernah meraih penghargaaan di ajang “Indonesia Podcast Awards” itu makin baik dan dapat menjangkau pendengar lebih luas lagi. Dia juga lagi mempertimbangkan buat memperluas medianya ke YouTube.

“Tapi saya belum siap buat on cam,” kata Berlin sebelum menutup pembicaraan dengan SNOOP. “Yang jelas saya akan terus melakukan yang terbaik buat Podcase. Kalau ada di antara teman-teman yang tertarik menjadi podcaster, jangan ragu buat memulai, ya!” (day/c7/rig)

Share to

Komentar (0)