Logo

Back to Batavia

Search

Login

Lima Jurus untuk Memberantas “Penyakit” Procrastinating

Sering menunda-nunda pekerjaan padahal to-do lists bak ular naga panjangnya? Suka beralasan lagi ngumpulin mood dengan nonton drama atau scrolling media sosial, tapi malah berujung stuck di sana? We’re not judging because you aren’t alone. Dalam sebuah jurnal yang disebutkan di situs National Library of Medicine, procrastinating—atau kebiasaan menunda—bahkan dijumpai dalam perilaku burung dara.

Hmm… kenapa ya, kita punya kebiasaan ini? Gimana cara menghilangkannya? 

Sering kita mendengar anggapan bahwa orang yang suka menunda-nunda adalah orang dengan manajemen waktu yang buruk atau memang malas saja. Tapi, seperti dilansir dari BBC Science Focus, Profesor Fuschia Sirois dari Departemen Psikologi, University of Sheffield mengatakan bahwa belum ada bukti ilmiah yang bisa membuktikan argumen tersebut.

“Pada intinya, kebiasaan menunda lebih kepada ketidakmampuan kita dalam mengatur mood dan emosi,” terang beliau.

Bila harus dijelaskan secara sains, respons emosi yang buruk ini dipicu oleh aktivitas otak yang berpusat di amigdala. Sebab di amigdala itulah segala bentuk emosi, ancaman, dan kemampuan kita untuk fight or flight diolah. Setiap orang yang sedang menghadapi tekanan akan membuat bagian tersebut bekerja keras, lalu menghasilkan respons berupa procrastinating.

“Menariknya, seorang procrastinator kronis diketahui memiliki volume area abu-abu lebih besar pada amigdalanya. Hal ini akan membuat seseorang itu lebih sensitif dan berpotensi menunjukkan tindakan negatif,” ungkap Prof. Sirosis.

Masih menurut beliau, orang yang suka menunda-nunda ternyata juga berpotensi mengalami gangguan kesehatan serius. Mulai dari sakit kepala, insomnia, dan masalah pencernaan. “Mereka bahkan lebih rentan terkena flu dan pilek. Atau lebih buruknya lagi, hipertensi dan penyakit jantung.”

Wah, seram juga, ya, Snoopers? Supaya kamu terhindar dari risiko itu dan jauh-jauh dari kebiasaan menunda, coba deh lima jurus di bawah ini:

1. Just Do It

Memulai sesuatu memang berat. Tapi, tugas-tugas kita nggak bisa jalan dan selesai sendiri, kan? So, just do it. Ingat, yang namanya permulaan nggak pernah ada yang sempurna. Don’t be too hard on yourself. Take it easy. Satu per satu.

2. Cari Cara Agar Kamu Merasa Nyaman

Karena isi di dalam kepala sudah berantakan, nggak ada salahnya membuat hal-hal di sekitar kita lebih rapi dan nyaman. Siapa tahu hal ini bisa mengurangi rasa sumpek dan mampu mengalirkan energi baik sehingga pekerjaanmu lekas selesai. Kamu juga bisa membuat janji ke diri sendiri. Semisal melakukan sesuatu yang menyenangkan jika tugasmu sudah selesai.

3. Membaginya ke dalam Porsi Kecil

Seperti halnya makan, nggak akan ada yang sanggup buat langsung makan dalam porsi besar. Maka bagilah pekerjaanmu itu ke dalam tenggat-tenggat kecil yang lebih spesifik, sehingga kamu bisa lebih mudah mencapai tujuan.

4. Singkirkan Gangguan Saat Bekerja

Ini adalah masalah semua orang. Tapi cuma kamu sendiri yang tahu apa yang paling mengganggu fokusmu saat harus menyelesaikan tugas. Jika itu ponsel, maka matikan dulu untuk sementara. Jika itu TV, jauh-jauhlah dari ruangan itu sejenak. Singkirkan apa pun itu agar kamu bisa bekerja optimal.

5. Melihat Tugasmu dari Sudut Pandang yang Lain

Kita sering melihat tugas sebagai sebuah beban. Kita sama sekali lupa bahwa akan selalu ada hal yang harus kita kerjakan setiap hari. Setiap hal itu punya tujuan, alasan, dan kepentingan. Dengan memaknai hal itu, besar kemungkinan akan muncul kesadaran di bawah sadar kita. Mengerjakan sesuatu nggak lagi terasa berat dan bisa diselesaikan dengan lebih mindful. (liv/c3/rig)



Share to

Komentar (0)